Ipsos Education Monitor 2024 [Indonesia]

Dukungan luas untuk melarang media sosial bagi anak-anak di bawah 14 tahun dan pengakuan bahwa anak-anak saat ini menghadapi lebih banyak kesulitan. Report ini mencakup 30 negara yang meneliti sikap terhadap pendidikan.

Education Monitor 2024
The author(s)
  • Marcomm Ipsos in Indonesia Marcom Team
Get in touch

Pendidikan merupakan fondasi penting dalam perkembangan suatu bangsa. Di Indonesia dan negara-negara Asia Pasifik lainnya, sistem pendidikan mengalami berbagai tantangan, mulai dari kualitas pendidikan, kurikulum yang ketinggalan zaman, hingga dampak teknologi baru seperti artificial inteligence (AI).

Key Findings: 

Kualitas Pendidikan: Antara Persepsi dan Realitas

Salah satu temuan utama dalam laporan ini adalah adanya kesenjangan antara persepsi publik tentang kualitas pendidikan dan hasil yang sebenarnya, seperti yang diukur oleh PISA (Programme for International Student Assessment). Misalnya, meskipun Indonesia menunjukkan kemajuan dalam beberapa aspek, masyarakat masih merasa bahwa sistem pendidikan perlu perbaikan signifikan. Sekitar 44% responden di Indonesia yang menilai kualitas pendidikan sebagai "baik," dan 36% merasa kualitasnya menurun dibandingkan masa lalu.

Di sisi lain, negara-negara seperti Singapura dan Korea Selatan, yang berada di peringkat teratas PISA, justru memiliki penduduk yang lebih rendah dalam hal pengakuan terhadap kualitas pendidikan di negara mereka. Ini menunjukkan bahwa persepsi kualitas pendidikan tidak selalu sejalan dengan kenyataan yang ada.

Tantangan Utama: Kurikulum, Teknologi, dan Ketimpangan Akses

Di Indonesia, tantangan terbesar dalam sistem pendidikan adalah kurikulum yang dianggap usang, dengan 29% responden menyebutnya sebagai masalah utama. Tantangan lain yang dihadapi termasuk kurangnya pelatihan guru, ketimpangan akses pendidikan, dan kelas yang terlalu penuh.

Negara-negara lain di Asia Pasifik juga menghadapi masalah serupa. Seperti di Thailand dan Malaysia, kurikulum yang tidak memadai dan infrastruktur yang kurang memadai menjadi perhatian utama mereka. Sedangkan di Korea Selatan, meskipun memiliki sistem pendidikan yang sangat kompetitif, tekanan tinggi pada siswa menjadi isu yang terus dihadapi oleh masyarakat.

Teknologi dan Pendidikan: Harapan dan Kekhawatiran

Kemajuan teknologi, termasuk AI, membawa dampak yang ambigu terhadap pendidikan di kawasan ini. Di Indonesia, sekitar 54% responden percaya bahwa teknologi akan memberikan dampak positif lebih besar dibandingkan dampak negatif. Namun, ada juga kekhawatiran yang signifikan terkait penggunaan AI dan alat seperti ChatGPT di sekolah.

Penerapan teknologi dalam pendidikan juga menimbulkan berbagai perdebatan. Di banyak negara, termasuk Indonesia, ada dukungan yang cukup besar untuk melarang penggunaan AI dan ponsel pintar di sekolah, hal ini menunjukkan kekhawatiran terhadap dampak teknologi terhadap proses belajar mengajar.

Harapan Masa Depan

Meskipun banyak tantangan yang dihadapi, masih ada harapan bahwa sistem pendidikan di Indonesia dan Asia Pasifik dapat terus berkembang. Melalui perbaikan kurikulum, peningkatan pelatihan guru, dan penerapan teknologi yang bijak dapat menjadi langkah-langkah penting untuk mencapai pendidikan yang lebih baik di masa depan.

Selain itu, dengan adanya kerjasama antara pemerintah, pendidik, dan masyarakat, tantangan-tantangan ini dapat diatasi, sehingga pendidikan di berbagai negara, termasuk Indonesia dapat lebih sesuai dengan kebutuhan zaman dan mampu membentuk generasi yang siap menghadapi masa depan.

The author(s)
  • Marcomm Ipsos in Indonesia Marcom Team

More insights about Education

Society